Generasi Muda, Inilah yang Harus Kamu Ketahui Tentang Putusan Mahkamah Konstitusi Terhadap Undang-Undang Cipta Kerja!
Kamu pasti sudah sering mendengar tentang UU Cipta Kerja yang kontroversial, dan baru-baru ini Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan terkait UU tersebut. Namun, tahukah kamu bahwa putusan tersebut juga berkaitan dengan filsafat utilitarianisme?
Utilitarianisme sendiri merupakan suatu pandangan dalam filsafat etika yang mengatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menghasilkan kebahagiaan yang maksimal bagi jumlah orang yang maksimal. Pada dasarnya, utilitarianisme menekankan pada konsekuensi atau akibat dari suatu tindakan, bukan pada motif atau niat di balik tindakan tersebut.
Dalam perspektif utilitarianisme, Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. I Gede Agus Kurniawan, SH., SS., MH., CCD. putusan Mahkamah Konstitusi No. 91/PUU-XVIII/2020 memiliki semangat untuk menjaga proporsionalitas dan memberikan jaminan terhadap terselenggaranya Peraturan Pelaksana dari UU Cipta Kerja. Konsep utilitarianisme menekankan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menghasilkan kebahagiaan yang maksimal bagi jumlah orang yang maksimal, sehingga putusan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Namun, di sisi lain, implikasi semangat utilitarianisme dalam putusan ini juga memberikan jaminan ketertiban sosial dan transformasi instrumen hukum sebagaimana persekuensi dari terbitnya UU Cipta Kerja. Ini tentu saja penting bagi kamu sebagai generasi muda yang akan menjadi pemimpin dan pelaku perubahan di masa depan.
Namun, perlu diingat bahwa putusan Mahkamah Konstitusi ini masih menjadi perdebatan di kalangan para sarjana hukum, dan penting bagi kamu untuk terus memperdalam pengetahuanmu tentang hukum dan filsafat agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses demokrasi dan pembangunan bangsa.
Jadi, mari kita terus belajar dan berdiskusi untuk mencapai kebaikan bersama dalam perspektif utilitarianisme.