BI Menaikan Suku Bunga: Bagaimana Dampaknya Pada Perekonomian Masyarakat
Denpasar – Berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 21-22 September 2022 BI memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis points/bps menjadi 4,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 3,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 5,00%. BI berpandangan keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3,0±1% pada paruh kedua 2023, langkah tersebut juga bertujuan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat, dilansir BI. (1/10/2022).
Melalui kenaikan suku bunga BI tentu akan membawa dampak pada perekonomian dan masyarakat umum, dengan naiknya suku bunga BI akan berdampak pada naiknya suku bunga pada bank umum yang diikuti dengan kenaikan pada produk – produk perbankan seperti: KPR, dan jenis kredit lainnya. Dari sisi pasar modal kenaikan suku bunga cenderung menjadi sentimen negatif yang menyebabkan pelemahan di pasar modal.
Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., IPM., ASEAN.Eng selaku akademisi sekaligus rektor di Universitas Pendidikan Nasional memandang fenomena ini sebagai langkah tepat pemerintah dalam mengendalikan laju inflasi di tanah air.
“Adanya kenaikan suku bunga tentunya akan menyebabkan pergeseran minat masyarakat dari konsumsi ke saving, peningkatan suku bunga akan menarik minat masyarakat untuk lebih banyak menyimpan dananya di bank, hal tersebut tentu berdampak pada berkurangnya peredaran uang cash di pasar dipicu oleh tingkat suku bunga yang ada” ujar Professor Sri Subawa dalam wawancaranya.
Profesor Sri Subawa juga menyebutkan, hal tersebut tentu sejalan dengan teori ekonomi dimana semakin tinggi tingkat uang yang beredar di pasar berbanding lurus dengan laju peningkatan inflasi. Tentunya kenaikan suku bunga ini juga berpengaruh pada melambatnya laju investasi dan penurunan harga bahan – bahan pangan di pasar disebabkan oleh masyarakat yang lebih memilih untuk menyimpan uang di bank dengan suku bunga tinggi serta resiko yang relatif rendah, dibandingkan dengan menggunakannya untuk konsumsi ataupun memilih instrumen investasi lain yang beresiko tinggi.