
Strategi Brand Growing: Pentingnya Mental dan Physical Availability dalam Memenangkan Pasar
Dalam dunia pemasaran modern, pertumbuhan sebuah brand tidak lagi hanya bergantung pada kualitas produk atau harga yang kompetitif. Saat ini, kesuksesan brand sangat ditentukan oleh dua aspek utama yang sering kali diabaikan oleh banyak bisnis, yaitu Mental Availability dan Physical Availability.
Kedua konsep ini diperkenalkan secara lebih sistematis oleh Byron Sharp dalam bukunya “How Brands Grow”, dan telah terbukti menjadi landasan penting dalam strategi pemasaran brand besar di berbagai industri.
Apa Itu Mental Availability?
Mental Availability merujuk pada seberapa mudah sebuah brand muncul dalam pikiran konsumen saat mereka berada dalam situasi membeli atau saat memikirkan kategori produk tertentu.
Contoh sederhananya: Saat seseorang ingin membeli air mineral, apakah brand yang langsung terlintas di benak mereka adalah Aqua, Le Minerale, atau merk lain?
Mental availability dibentuk oleh:
- Konsistensi dalam komunikasi brand
- Iklan yang menarik dan mudah diingat
- Pengulangan pesan dan visual brand (warna, logo, slogan)
- Koneksi emosional dan storytelling
Jika sebuah brand memiliki mental availability yang tinggi, maka kemungkinan besar brand tersebut akan menjadi pilihan utama saat konsumen mengambil keputusan.
Apa Itu Physical Availability?
Di sisi lain, Physical Availability mengacu pada kemudahan akses konsumen untuk mendapatkan produk secara fisik—baik itu secara offline di toko, minimarket, supermarket, maupun secara online di marketplace atau website resmi.
Physical availability mencakup hal-hal seperti:
- Distribusi produk yang luas
- Ketersediaan di berbagai channel penjualan
- Penempatan produk yang mudah terlihat
- Kemudahan dalam proses pembelian (user-friendly platform, metode pembayaran, dsb.)
Tanpa physical availability yang kuat, brand akan kehilangan peluang meski sudah berhasil membangun awareness yang tinggi.
Bagaimana Mental dan Physical Availability Bekerja Bersama?
Untuk mencapai pertumbuhan brand yang berkelanjutan, kedua aspek ini harus berjalan beriringan. Brand yang hanya kuat secara mental tapi sulit ditemukan di pasar akan membuat konsumen beralih ke kompetitor. Sebaliknya, brand yang mudah ditemukan namun tidak dikenal atau tidak diingat konsumen juga akan kesulitan bersaing.
Misalnya:
- Seorang konsumen ingin membeli kopi siap minum.
- Ia langsung teringat brand A (mental availability).
- Tapi setelah ke minimarket, brand A tidak tersedia (physical availability rendah).
- Akhirnya, ia membeli brand B yang tersedia di rak—dan mungkin tidak kembali ke brand A di kemudian hari.
Strategi Meningkatkan Keduanya
- Perkuat Mental Availability dengan Brand Building
- Buat konten kreatif dan emosional yang konsisten.
- Gunakan iklan dengan elemen visual dan verbal yang mudah dikenali.
- Bangun brand salience dengan muncul di berbagai momen dan media.
- Tingkatkan Physical Availability dengan Ekspansi Distribusi
- Masuk ke lebih banyak toko fisik dan platform digital.
- Kerja sama dengan mitra distribusi untuk memperluas jangkauan.
- Pastikan stok selalu tersedia, terutama saat momen high demand.
- Integrasikan Keduanya dalam Kampanye
- Jalankan kampanye terpadu yang mendorong konsumen untuk mengenali brand dan langsung tahu di mana bisa mendapatkannya.
- Gunakan call-to-action yang spesifik, misalnya: “Tersedia di Indomaret & Tokopedia.”
Pertumbuhan brand tidak hanya bergantung pada seberapa hebat produk yang ditawarkan, tetapi juga pada seberapa sering brand tersebut muncul di benak konsumen dan seberapa mudah produk tersebut ditemukan dan dibeli.
Dengan mengoptimalkan Mental dan Physical Availability, sebuah brand tidak hanya akan dikenal, tapi juga akan dibeli—dan itulah inti dari strategi brand growing yang efektif.