Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi: Mempertemukan Manfaat dan Tantangan Sosial
Denpasar – Pembangunan infrastruktur di Indonesia telah menjadi salah satu ciri khas utama kepemimpinan Presiden Jokowi, dengan berbagai proyek yang dirancang untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan meningkatkan konektivitas. Salah satu proyek yang menonjol adalah pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi di Bali. Namun, seperti banyak proyek besar lainnya, pembangunan jalan tol ini membawa dampak yang beragam bagi masyarakat setempat, yang perlu dipertimbangkan dengan seksama.
Dalam wawancara bersama, Dr. Drs. I Nyoman Subanda, M.Si beliau mengulas secara mendalam dampak sosial dan ekonomi dari proyek ini. Salah satu poin penting yang diangkat adalah adanya “areal pertanian yang hilang, rumah mereka yang bersejarah tetap hilang, yang datang adalah uang yang banyak”. Pembangunan jalan tol ini memang memerlukan lahan yang luas, yang seringkali merupakan lahan pertanian subur dan rumah-rumah bersejarah. Meskipun ada kompensasi finansial yang diberikan kepada pemilik lahan, kehilangan tersebut tetap memiliki dampak emosional dan historis yang signifikan.
Salah satu manfaat utama dari pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi adalah peningkatan efisiensi perjalanan. “Kemacetan yang selama ini menjadi momok perjalanan dari Denpasar ke Gilimanuk akan sirna karena dengan adanya jalan tol hanya bisa ditempuh dengan waktu 1,5 jam yang sebelumnya bisa mencapai 5 jam,” kata Dr. Subanda. Ini tidak hanya menghemat waktu pengendara tetapi juga membuka peluang baru bagi peningkatan produktivitas dan kenyamanan perjalanan. Namun, ada juga dampak negatif bagi warung-warung kecil yang selama ini mengandalkan pengendara yang berhenti di perjalanan panjang.
Pembangunan infrastruktur jalan tol sering kali menciptakan peluang bisnis baru. Di sekitar area rest area, biasanya muncul bisnis-bisnis baru seperti kafe dan karaoke. Dr. Subanda mengingatkan bahwa “jalan tol mungkin menciptakan peluang bisnis baru di sekitar area rest area dan meningkatkan bisnis seperti kafe dan karaoke, yang bisa membawa dampak sosial lainnya.” Namun, ini juga berarti munculnya tantangan baru seperti potensi meningkatnya kekumuhan dan bisnis dunia malam yang bisa merusak harmoni sosial setempat.
Salah satu kekhawatiran terbesar adalah dampak pembangunan terhadap identitas dan budaya Bali. “Budaya dan identitas Bali bukan hanya bagian dari spirit rohani masyarakat, tetapi juga merupakan tulang punggung ekonomi pariwisata Bali,” tegas Dr. Subanda. Identitas budaya Bali yang kuat dan khas adalah aset berharga yang harus dijaga. Pembangunan infrastruktur yang masif bisa mengikis identitas ini jika tidak dikelola dengan baik.
Untuk mengatasi dampak negatif dan memaksimalkan manfaat dari pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi, peran aktif pemerintah dan masyarakat sangat penting. Dr. Subanda menekankan bahwa “alih fungsi lahan yang subur ini, perlu kita pikirkan untuk mencari terobosan baru sehingga produktivitas pertanian yang akan hilang bisa tergantikan atau mungkin bisa mendapatkan hal yang lebih.” Pemerintah lokal perlu mencari solusi inovatif untuk menggantikan produktivitas pertanian yang hilang dan memastikan bahwa kompensasi yang diberikan digunakan secara produktif dan berkelanjutan.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menggunakan uang kompensasi untuk investasi jangka panjang sangat penting. “Mereka perlu kita ingatkan dan edukasi sehingga keuntungan dan ganti untung yang mereka dapat saat ini, menjadi modal untuk keberuntungan berikutnya, tidak beruntung sesaat dan akhirnya menjadi buntung,” ujar Dr. Subanda.
Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi adalah bagian dari upaya besar untuk meningkatkan konektivitas dan pembangunan ekonomi di Bali. Namun, tantangan sosial dan budaya yang menyertainya memerlukan perhatian serius. Dr. Subanda mengajak kita untuk “saling mengingatkan dan bersatu padu untuk awas terhadap kompleksitas permasalahan sosial yang sudah berkali-kali menguji ketahanan identitas kebalian kita.”
Dengan pendekatan yang bijaksana dan kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, manfaat pembangunan ini dapat dirasakan secara luas tanpa mengorbankan warisan budaya dan identitas lokal yang berharga. Mari kita bersama menjaga keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian, sehingga Bali tetap hidup dan berjaya dengan identitas yang kuat dan budaya yang kaya.