Pesta Kesenian Bali Sebagai Stimulus Penggerak Perekonomian Bali
Denpasar – Pesta Kesenian Bali (PKB) yang merupakan pagelaran festival kesenian dan juga budaya Bali. Tahun 2022 pagelaran PKB kembali terselenggara secara offline, setelah sempat terhambat akibat adanya pandemic COVID-19 sehingga pada tahun lalu kegiatan festival yang telah berlangsung selama 44 kali ini, pada tahun 2021 sempat terselenggara secara Hybrid. (28/6/2022)
Terselenggaranya PKB secara offline ini menjadi harapan cerah bagi para pelaku usaha. Menurut Rektor Univesitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., IPM. sebagai seorang pakar di bidang ekonomi, dirinya sangat mengapresiasi adanya moment PKB yang kembali bisa terlaksana penuh secara offline. Dirinya bahkan sempat berkunjung secara langsung untuk ikut meramaikan gelar kesenian Bali yang tengah berlangsung.
Dalam wawancaranya, Prof Shribawa mengungkapkan bawasanya kegiatan PKB menjadi momentum yang tepat bagi UMKM dalam memperluas jangkauan usahanya. PKB dapat menjadi sarana pemasaran yang efektif bagi UMKM dilihat dari tingginya antusiasme masyarakat dalam menghadiri rangkaian kegiatan PKB ini.
“Pesta Kesenian Bali menjadi tanda awal untuk langkah pemasaran dengan berbagai produk UMKM di dalamnya, langkah-langkah strategis mesti dilakukan oleh pemerintah, pelaku bisnis pariwisata dan masyarakat agar semua terintegrasi untuk mempertahankan kebangkitan ekonomi.” ujar Prof Shribawa.
Hadirnya PKB di 2022 juga menjadi moment kebangkitan pariwitasa Bali yang juga terdampak oleh pandemi COVID-19. Melalui PKB perhelatan kesenian dan budaya yang ada di dalamnya dapat menjadi stimulasi positif terhadap kebangkitan pariwisata Bali. Gerak recovery ekonomi memang harus terus gencar di lakukan untuk mengembalikan kesejahteraan masyarakat. Seluruh stakeholder harus terlibat dari hulu hingga ke hilir, masyarkat serta pemerintah mesti bersama-sama andil dalam membangkitkan kembali perekonomian Bali yang sempat tertidur.