UKM Karawitan Taksu Abhinaya Sukses Laksanakan Social Work 2024 di Banjar Dauh Labak, Ubud
Ubud, Bali – UKM Karawitan Taksu Abhinaya Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) kembali menunjukkan dedikasinya terhadap pelestarian seni budaya melalui program Social Work 2024. Dengan tema “TAKI TAKINING SEWAKA GUNA WIDYA”, yang berarti kesungguhan dalam mengabdikan diri pada kebajikan dan pengetahuan seni batin dalam kehidupan sosial, kegiatan ini berlangsung selama dua minggu, di Banjar Dauh Labak, Desa Singakerta, Kabupaten Ubud.
Social Work 2024 bertujuan untuk mengajarkan seni musik Baleganjur kepada anak-anak di bawah usia 15 tahun di Banjar Dauh Labak. Program ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran seni tradisional, tetapi juga mendukung pelestarian warisan budaya Bali. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Kelian Adat dan Kelian Dinas Banjar Dauh Labak, Ketua Seka Truna-Truni, Bagian Seni Banjar, Pelatih Tabuh Banjar Dauh Labak, serta anggota dan pelatih UKM Karawitan Taksu Abhinaya.
Pembukaan kegiatan Social Work ditandai dengan simbolis pemukulan gong oleh I Gusti Ngurah Oka Ariwangsa, S.E., M.M., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, sekaligus Kepala Pusat Organisasi dan Kegiatan Mahasiswa UNDIKNAS. Setelah acara pembukaan, para peserta mulai mengenal anak-anak yang akan menerima pelatihan seni musik Baleganjur.
Pelatihan dimulai dengan pengajaran instrumen reong, yang merupakan bagian paling sulit sekaligus pembawa melodi lagu. Dilanjutkan dengan pelatihan instrumen kendang dan ceng-ceng, diikuti oleh kajar, kempli, gong, dan bende, sehingga seluruh instrumen dapat menyatu dan menghasilkan melodi lengkap. Selama sesi ini, peserta diajarkan bagian awal lagu, yaitu Kawitan.
Materi berlanjut ke Pengecet, bagian lagu yang penuh dinamika dan berfungsi sebagai klimaks. Anak-anak diajarkan cara mengatur tempo dan volume musik untuk menciptakan emosi dalam pertunjukan. Selanjutnya, Pelatihan memasuki tahap akhir dengan pengajaran bagian Pekaad atau penutup lagu. Pada sesi akhir diadakan gladi bersih untuk persiapan pementasan hasil pelatihan yang akan dipertunjukkan pada acara penutupan.
Pada acara penutupan Social Work diadakan dengan pemukulan gong simbolis oleh I Gusti Ngurah Oka Ariwangsa, S.E., M.M. Hasil pelatihan selama 11 hari ditampilkan dalam sebuah pementasan oleh anak-anak Banjar Dauh Labak, disaksikan oleh masyarakat setempat, termasuk Kelian Adat, pemuda, pelatih, dan anggota UKM Karawitan Taksu Abhinaya. Pertunjukan ini menjadi penanda keberhasilan program Social Work 2024.
Kegiatan Social Work 2024 UKM Karawitan Taksu Abhinaya berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas dan Tujuan 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan. Melalui pelatihan seni musik tradisional kepada generasi muda, kegiatan ini mendukung pendidikan inklusif dan pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari identitas masyarakat Bali. Dengan memberikan akses pembelajaran seni secara gratis, program ini turut menciptakan peluang bagi anak-anak untuk memahami dan mencintai budaya mereka, sekaligus memperkuat keberlanjutan komunitas seni tradisional di Bali.