
Soft Life: Gaya Hidup Gen Z yang Nyantai tapi Tetap Cuan
Beberapa tahun terakhir, istilah “soft life” semakin ramai dibicarakan, terutama di kalangan Generasi Z. Berbeda dengan tren hustle culture yang mengedepankan kerja keras tanpa henti, soft life justru menekankan hidup lebih santai, seimbang, dan mindful, tapi tetap produktif dan menghasilkan cuan.
Apa Itu Soft Life?
Soft life berasal dari ide bahwa hidup tidak selalu harus penuh tekanan dan ambisi. Bagi Gen Z, kesuksesan bukan hanya soal punya gaji besar atau jabatan tinggi, tapi juga soal kesehatan mental, waktu luang, dan kebebasan menjalani hidup sesuai keinginan.
Soft life bukan berarti malas atau tidak punya tujuan, melainkan pilihan sadar untuk menolak stres berlebihan dan mencari cara hidup yang lebih berkualitas.
Ciri-Ciri Gaya Hidup Soft Life
- Work-life balance jadi prioritas – Gen Z lebih memilih pekerjaan yang fleksibel dan mendukung kesehatan mental dibanding kerja lembur tanpa henti.
- Self-care dianggap investasi – merawat diri, traveling, atau sekadar menikmati kopi santai bukan sekadar gaya hidup, tapi bentuk menjaga kewarasan.
- Cuan dari berbagai sumber – meski terlihat nyantai, banyak Gen Z tetap produktif lewat freelancing, side hustle, bisnis online, atau investasi digital.
- Minimalisme & efisiensi – mereka tidak mengejar kemewahan berlebihan, tapi fokus pada hal-hal yang benar-benar memberi makna dan kenyamanan.
Kenapa Soft Life Populer di Kalangan Gen Z?
- Respons terhadap hustle culture – melihat generasi sebelumnya yang kelelahan karena kerja nonstop membuat Gen Z memilih jalur berbeda.
- Teknologi yang mendukung – era digital memberi peluang kerja fleksibel, dari remote working hingga digital entrepreneurship.
- Kesadaran akan mental health – Gen Z tumbuh dengan lebih terbuka soal kesehatan mental dan pentingnya menjaga keseimbangan hidup.
Soft Life Bukan Berarti Tidak Serius
Meskipun terkesan santai, soft life tetap mendorong produktivitas yang cerdas. Alih-alih menghabiskan energi untuk hal-hal yang melelahkan, Gen Z lebih memilih:
- bekerja lebih efisien dengan teknologi,
- membangun income pasif,
- mengejar passion yang bisa menghasilkan,
- serta menjaga ruang untuk kehidupan personal.
Soft life menunjukkan bahwa hidup santai bukan berarti hidup tanpa tujuan. Justru dengan menyeimbangkan kerja, cuan, dan kebahagiaan, Gen Z sedang menciptakan versi baru dari kesuksesan. Hidup lebih pelan, tapi tetap produktif dan berkelanjutan—itulah inti dari gaya hidup soft life.